“Andaikata semua kehidupan ini
menyakitkan, maka di luar sana pasti
masih ada sepotong bagian yang
menyenangkan. Kemudian kau akan
membenak pasti ada sesuatu yang
jauh lebih indah dri menatap rembulan di langit.
Kau tidak tahu apa
itu, karna ilmumu terbatas.
Kau hanya yakin bila tidak di kehidupan ini
suatu saat nanti pasti akan ada yang
lebih mempesona dibanding menatap
sepotong rembulan yang sedang bersinar indah.”
Cintaku bukan tulisan di pasir
Yang dapat hilang di terjang ombak
Tapi cintaku bagaikan karang karang
Yang tak bisa hilang karena ombak air laut
Cintaku bukan tulisan di pasir
Yang dapat hilang di terjang ombak
Tapi cintaku bagaikan karang karang
Yang tak bisa hilang karena ombak air laut
Cintaku bukan tulisan di pasir.
Yang dapat hilang di terjang ombak
Tapi cintaku bagaikan karang karang
Yang tak bisa hilang karena ombak air laut
Cintaku bukan tulisan di pasir
Yang dapat hilang di terjang ombak
Tapi cintaku bagaikan karang karang
Yang tak bisa hilang karena ombak air laut
Mukin cinta ku d mlam mnqqu ne
Tak setranq cahaya bulan purnama
Yq hdir d antra rbuan cahya bintanq2 d lqit,,,
Tapi aku minta pda mu biar kn lah chya tu ttap,,
Menyla d saat chya lain lqi mti
Aku marah!
Pada cinta yang hilang tak berarah,
pada air mata yang jatuh dengan pasrah,
juga pada rindu yang tak jua merebah.
Pada akhirnya rasa marah tak ubahnya seperti birahi,
yang akan kembali tenang oleh sebuah pelukan.
Ada yang marah dalam lentera puisi karangku,
Ia adalah rindu bergayut serupa gemilang terguyur pilu
Rasanya percuma kembali ke masa lalu jika hanya untuk memperbaiki kesalahan
Karena cepat atau lambat, hari ini pun kita akan melakukan kesalahan lainnya, dan esok hari Kita berusaha kembali ke hari ini untuk memperbaikinya
Terkadang kesalahan bukan untuk diperbaiki, melainkan sebagian rencana Tuhan
Agar kita bisa tersenyum bersama orang yang kita kasihi.